Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, Gowok: Kamasutra Jawa (2025) hadir dalam dua versi: versi cut dengan rating 17+ dan versi uncut dengan rating 21+.
Versi uncut merupakan visi orisinal sang sutradara, yang pertama kali ditayangkan di International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025 dalam kompetisi Big Screen.
Versi ini menyajikan narasi utuh tanpa pemotongan, menampilkan kedalaman cerita dan kompleksitas karakter sesuai dengan niat awal pembuatannya.
Sementara itu, versi cut disesuaikan untuk memenuhi regulasi penayangan di Indonesia, memungkinkan film ini tayang pada jam yang lebih fleksibel di bioskop.
Perbedaan utama antara kedua versi terletak pada durasi dan intensitas adegan. Versi uncut menyajikan adegan-adegan yang lebih eksplisit dan mendalam, memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tradisi gowok dan dinamika hubungan antar karakter.
Sebaliknya, versi cut menghilangkan beberapa adegan tersebut untuk menyesuaikan dengan batasan usia penonton.
Film ini dibintangi oleh Raihaanun sebagai Ratri, Lola Amaria sebagai Nyai Santi, Reza Rahadian sebagai Denmas Kamanjaya, serta Alika Jantinia dan Devano Danendra sebagai versi muda dari Ratri dan Kamanjaya.
Dengan latar era 1990-an, film ini mengeksplorasi tema cinta, pengkhianatan, dan warisan budaya dalam masyarakat Jawa.
Gowok: Kamasutra Jawa (2025) bukan sekadar film drama, ia adalah refleksi budaya yang mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai tradisional dalam konteks modern.
Versi uncut menawarkan pengalaman sinematik yang lebih mendalam dan autentik, sementara versi cut memberikan aksesibilitas yang lebih luas bagi penonton di Indonesia.
Penulis: Zahra Fadia Siti Haliza Editor: M. Ainul Budi
sumber : radarjember.jawapos.com